Webinar Ekbudbang #54: Pembangunan Paling Tepat Berbasis Komunitas

WhatsApp Image 2025-02-21 at 11.11.45 AM
Artikel

Webinar Ekbudbang #54: Pembangunan Paling Tepat Berbasis Komunitas

Buku karya Prof. Dr. Rilus A Kinseng merefleksikan strategi pelaksanaan pembangunan desa, pesisir dan nelayan, paling tepat berbasis komunitas.

Dosen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Dr. Ivanovich Agusta, menyampaikan ini dalam Webinar Ekologi, Budaya, dan Pembangunan Seri ke 54, bertajuk Perubahan Sosial dan Masa Depan Nelayan Indonesia, di kampus SKPM, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB University (25/2/2025). Acara ini juga bisa diakses pada Youtube SKPM (https://www.youtube.com/live/Ou3ynZL-MMM?si=02M0rGKbIxFzdsOy).

Webinar membedah buku karya Prof. Dr. Rilus A Kinseng berjudul Perubahan Sosial di Indonesia, terbitan IPB Press pada Agustus 2024. Yulia Pratamy, SPi bertindak sebagai moderator webinar.

Kinseng menekankan perubahan sosial tidak netral namun selalu bias, sehingga ada yang diuntungkan dan dirugikan. Tugas ilmuwan sosial mendeteksi pihak yang dirugikan pada lapisan bawah masyarakat, dan turut menggerakkan afirmasi positif kepada mereka.

Dalam bahasannya, Agusta menyampaikan, untuk menguatkan posisi lapisan terbawah, makna struktur sosial paling tepat ialah hierarkhis, dengan peluang komunikasi otentik antar lapisan masyarakat. Ini memungkinkan tumbuhnya solidaritas dari lapisan atas, dan local genius dari lapisan bawah

Perubahan sosial di desa, masyarakat pesisir, masyarakat nelayan, dan yang setara, tergolong teori meso dan analisis meso. Pada satu sisi, dibutuhkan teori-teori perubahan sosial agar para pegiat di lapangan mudah untuk menjalankan analisis sosial (ansos) , dan memandu perubahan di lapangan. Pada sisi lainnya, ilmuwan sosial perlu selalu siap untuk mengoreksi konsep dan teori meso berbasis temuan-temuan lapangan

Pada posisi meso, kasus pada level komunitas tidak selayaknya diabstraksikan sampai lebih grand narratives. Teori, tepatnya praksis, perubahan komunitas paling tepat untuk level komunitas itu sendiri.

Konsekuensinya dalam merumuskan kebijakan, dibutuhkan profesional perubahan sosial pada tiap komunitas yang hendak dibangun untuk meningkatkan taraf kehidupan. Mereka dapat berupa manajer pengembangan komunitas, pendamping, kader, yang terlatih sejak menjalankan analisis masalah sosial, analisis solusi lokal, dan kapasitas bergerak bersama warga komunitas.

Pada saat yang sama, anggota komunitas perlu berlatih dan mewujudkan organisasi pengelolaan setempat, dan ini bisa dikembangkan menjadi forum komunikasi warga pada tingkat di atas komunitas.

Kekuatan pendampingan dan kekuatan pengorganisasian komunitas menjamin keberlangsungan kemanfaatan perubahan sosial guna meningkatkan taraf hidup warga desa, warga desa pesisir, dan para nelayan Indonesia.

Penulis: Ivanovich Agusta