Kuliah Tamu: “Start Up” Harus Memiliki “Pain Point”

Kuliah Tamu: “Start Up” Harus Memiliki “Pain Point”
Usaha start-up perlu memiliki pain point, yaitu bagaimana bisa menangkap kesulitan atau masalah yang dialami calon pelanggan. Ini dilakukan setelah founder start up menyusun ide yang menarik, serta memuat tujuan, visi, dan misi usaha.
Penjelasan ini disampaikan Business Development Manager Resources Aquatic PT Koltiva, Adhiet Yogi Utomo, S.Pi, M.Sc. Dia menyatakannya dalam kuliah umum bertajuk Mengembangkan Ide menjadi Start-Up yang Berdampak, bertempat di Ruang Kuliah B1, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, pada hari Jumat (14/02/2025).
Kuliah umum ini dilaksanakan sebagai penguatan mata kuliah Sosio Ekosistem Digital (SEED), Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), IPB University. Kuliah tamu mengundang pembicara ahli atau sangat berpengalaman, untuk memberikan kuliah pada mahasiswa peserta Mata Kuliah SEED. Kuliah tamu selalu menjadi salah satu cara pengajaran yang menarik, serta memberikan tambahan wawasan lapangan bagi mahasiswa melalui pengalaman-pengalaman praktis yang disampaikan pembicara ahli.
Acara diawali sambutan Prof. Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, M.S selaku Koordinator Mata Kuliah SEED. Ia mengatakan, “Acara ini merupakan sebuah proses pembelajaran, yang harapannya memberikan pengetahuan bagi mahasiswa dari pihak narasumber yang telah terlibat lebih dulu dalam pemanfaatan digital untuk mengatasi persoalan sosial”.
Dalam konteks ini, bukan hanya aspek ekonomi yang perlu dipikirkan, melainkan termasuk lahirnya persoalan sosial yang perlu diselesaikan. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa belajar banyak hal, bukan saja untuk mencari kerja, tetapi lebih nyata lagi guna menciptakan lapangan pekerjaan.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan narasumber Business Development Manager Resources Aquatic PT Koltiva, Adhiet Yogi Utomo, S.Pi, M.Sc. Narasumber banyak menyampaikan hal teknis untuk membangun usaha start-up. Tahapannya dimulai dengan mengonstruksi ide brilian yang memuat tujuan, visi, dan misi.
Selanjutnya, usaha start-up perlu memiliki pain point. Ini merujuk pada bagaimana usaha mampu menangkap kesulitan atau masalah yang dialami calon pelanggan.
Dua poin lain juga disampaikan narasumber agar start-up berdampak penguatan sosial dan ekonomi Masyarakat. Pertama, sistem teknologi informasi harus mampu melahirkan Solusi bagi masyarakat. Kedua, penting untuk selalu membuka kolaborasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dalam membangun berikut menjalankan usaha start-up.
Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata dan foto Bersama, serta ramah-tamah seluruh peserta kuliah tamu dengan narasumber. Kuliah umum ini dihadiri secara langsung 135 peserta, yang terdiri atas dosen, asisten praktikum, dan mahasiswa SKPM peserta Mata Kuliah Sosio Ekosistem Digital. Selain itu, kuliah umum ini dapat disaksikan masyarakat umum karena ditayangkan melalui youtube Departemen SKPM, IPB University.
Penulis: Rifaldi Cahyanto
Editor: Ivanovich Agusta