Arvenos: Bagi Waktu antara Magang HIMA/BEM dan Persiapan UTS
Arvenos: Bagi Waktu antara Magang HIMA/BEM dan Persiapan UTS
Semester 3 menjadi ajang eksplorasi diri bagi Arvenos julukan bagi mahasiswa SKPM Angkatan 60. Lantas, apa makna dibalik semester 3 ini?.
Setelah melewati masa PPKU, kini Arvenos mulai memasuki dunia perkuliahan yang sesungguhnya, katakanlah Departemen. Arvenos perlu melakukan adaptasi yang lebih mendalam dan berupaya menemukan jati dirinya melalui berbagai kegiatan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengenal lingkungan fakultas maupun departemen. Masa peralihan dari PPKU ke departemen menciptakan perubahan signifikan terhadap kemampuan diri dalam berbagai aspek.
Pada bulan September, Himasiera dan BEM FEMA membuka pendaftaran seleksi magang untuk Arvenos juga mahasiswa FEMA dengan kurun waktu yang berdekatan, sehingga setiap mahasiswa tidak bisa mendaftarkan diri pada dua ormawa sekaligus, melainkan harus memilih salah satu. Oleh sebab itu, mahasiswa diharuskan mempertimbangkan dan menentukan pilihannya untuk berkecimpung di ranah Himpunan Profesi atau BEM Fakultas.
Alih-alih baru tahun pertama di departemen, kesempatan magang ini menjadi peluang emas bagi Arvenos untuk mendapatkan pengalaman pertama di lingkungan departemen maupun fakultas. Di satu sisi, magang Himasiera atau BEM FEMA memberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan melalui pengalaman dan memperluas jaringan dalam lingkup departemen, maupun fakultas. Namun disisi lain, tidaklah mudah untuk membagi waktu antara menjadi peserta magang dengan hiruk pikuk semester baru yang kian menerjang. Terlebih lagi, periode magang tahun ini bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS). Meninjau timeline yang sudah ditetapkan, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi peserta magang, terutama dalam hal manajemen waktu.
Kemudian menelik dari pelaksanaan UTS, UTS menuntut fokus dan konsentrasi tinggi dalam persiapannya. Dalam satu hari, setiap orang hanya memiliki 24 jam, yang harus dibagi antara aktivitas, pekerjaan, serta kebutuhan pribadi seperti tidur dan istirahat. Dapatkah Arvenos menjalaninya dengan seimbang, tanpa harus mengorbankan salah satunya?
Sebagai Himpunan Profesi di KPM, Himasiera aktif menjalankan berbagai program kerja dengan merespon isu-isu sosial melalui aksi-aksi komunikatif. Begitupun dengan BEM FEMA, memiliki beragam program kerja yang aktif dinaungi oleh Biro dan Departemen. Rabu (9/10/2024), Shabrina Nurul seorang mahasiswi yang memutuskan untuk mengikuti magang Himasiera mengungkapkan perasaannya menjalani magang dan UTS secara bersamaan. “Alhamdulillah untuk waktu magang ini sendiri gak bentrok sama waktu belajarku untuk UTS, jadi sampai saat ini belum ada kesulitan yang aku alami secara spesifik”.
Shabrina yang merupakan salah satu peserta magang divisi Advertising and Multimedia Himasiera menjelaskan bahwa rasa malas adalah sebuah tantangan terbesar dalam dirinya ketika ingin produktif. “Aku nyoba (mencoba konsisten) buat nerapin mindset ‘yaudah jalanin dulu aja’ dan mindset itu yang bikin aku lebih produktif dibandingkan waktu aku buat jadwal-jadwal yang akhirnya malah keteteran, masih bingung sih kenapa bisa gitu,” ungkapnya.
Tak jauh berbeda dengan Shabrina, hal serupa juga dialami oleh Hannah Fawnia selaku peserta magang divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM FEMA. “Sejauh ini aku masih bisa untuk tetap fokus dan melaksanakan dengan baik kedua tanggung jawab itu sambil tetap melihat mana di hari itu prioritas yang lebih harus dikejar,” tutur Hannah.
Ketika dihadapkan dengan berbagai situasi di waktu yang tak terduga sekalipun, perlu adanya pengaturan waktu yang terkelola dengan baik, agar semua berjalan sesuai dengan keinginan. Hal tersebut dirasakan oleh Hannah ketika menyeimbangkan waktu antara magang dengan belajar untuk UTS. Hannah membeberkan bahwa ia membagi dengan seefektif dan semaksimal mungkin agar kedua kegiatan tersebut bisa dilaksanakan dengan baik.
“Sebelumnya aku udah bagi waktu dulu untuk belajar dan kegiatan diluar belajar salah satu contohnya magang, aku sediakan waktu buat kegiatan diluar belajar mulai dari selesai ujian sampai magrib, toleransi telat banget jam delapan. Diluar waktu itu aku full manfaatin buat fokus belajar persiapan UTS,” ungkapnya.
Dibalik kedisiplinan Hannah dalam mengelola waktu, masih terdapat tantangan yang cukup menghambat produktivitasnya, “Pastinya karena aku mulai kegiatan belajar setelah berkegiatan jadi suka capek dan demot (demotivasi) duluan. Terlebih kalo ternyata masih ada urusan yang belum selesai di jam kita belajar,” ucap Hannah.
Secara teknis, Shabrina menganggap bahwa untuk memudahkan dalam menjawab soal UTS, akan lebih baik jika sebelumnya dilatih secara berkala untuk meningkatkan daya ingat selain dengan membaca dan memahami. Menurutnya, latihan soal cukup efektif membantu pemahaman terkait materi yang sekiranya akan diujikan pada waktu UTS.
Poin pentingnya terletak pada keseimbangan antara waktu istirahat, aktivitas akademik, maupun non-akademik. Bagi Hannah, untuk menjaga keseimbangan antara beberapa hal tersebut, mood situation menjadi sangat penting untuk diperhatikan demi efektivitas dan efisiensi dari setiap kegiatan yang dilakukan, sehingga lebih berkualitas. Selain itu, dengan menentukan prioritas dan mendahulukan sesuatu yang perlu penyelesaian lebih cepat, kita dapat terhindar dari distraksi yang berpotensi menghambat kinerja. Terakhir, namun tak kalah penting yaitu lama waktu istirahat. Tampak sepele, tapi berdampak besar untuk jangka panjang.
Penulis : Michela Valeda Septria, Jesica Rumondang Coryni Sinaga, Nayla Maharani Ibrahim
Editor : Zaffar Nur Hakim
Penanggung Jawab : Eratri Rizki Hermaliah
Download Cover: disini