Transformasi digital adalah proses evolusi yang bertumpu pada kemampuan yang dimiliki dan teknologi digital untuk menciptakan atau mengubah proses bisnis, proses operasional, dan pengalaman pelanggan sehingga menimbulkan nilai yang baru (Morakanyane et al. 2017). Sedangkan transformasi digital menurut Hadiono dan Santi (2020) adalah sebuah proses yang radikal dimana proses tersebut melibatkan sumber daya yang dimiliki termasuk memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk menghasilkan luaran dari organisasi sehingga mampu memberikan pengalaman baru.

Transformasi digital menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari oleh semua orang, sebab apapun kegiatan yang akan dilakukan sekarang tidak terlepas dari media digital, baik dalam kegiatan yang dilakukan pada pemerintahan, organisasi, mauoun masyarakat. Transformasi digital dapat dilihat sebagai transisi dari organisasi klasik yang mengandalkan sumber daya dunia nyata ke organisasi digital yang mengandalkan informasi dan sumber daya virtual (Delgado 2017). Hal ini mencakup: (1) mengubah proses dan budaya organisasi (Iljins, Skvarciany, GaileSarkane 2015); (2) memungkinkan dan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan pelayanan publik (Meijer dan Bekkers 2015); dan (3) penciptaan nilai tambah yang baru.

Wijayanto dan Harsadi dalam sebuah modul berjudul “Transformasi Digital” menyebutkan bahwa transformasi digital bukan hanya persoalan teknologi. Transformasi digital merupakan penyatuan dari:

1. Orang, struktur dan budaya organisasi menjadi penting untuk menuju keberhasilan transformasi digital
2. Strategi bisnis yang tepat mampu mendorong digitalisasi proses internal dan pengembangan model bisnis baru
3. Teknologi baru seperti Ai dan IoT