Kerawanan pangan tidak terjadi secara mendadak. Proses tersebut diawali dengan rasa khawatir karena tidak memiliki cukup makanan, jika keadaan tidak berubah akan diikuti perubahan pola makan karena sumber makanan terbatas, dan akhirnya penurunan konsumsi makanan di rumah tangga. Penyebab kerawanan pangan (wilayah maupun rumah tangga): (a) ketimpangan PDRB antarwilayah/provinsi, (b) ketimpangan pembangunan sarana dan prasarana, (c) geografi wilayah (kepulauan), (d) besaran dan ketimpangan pendapatan rumah tangga, (e) kenaikan harga pangan dan non-pangan. Namun demikian pemicu kerawanan pangan dapat berupa faktor alam dan Tindakan manusial salah satunya adalah dampak dari perubahan iklim, yang menyebabkan terjadinya bencana hidrologis. Agar mencapai keberhasilan  penanganan dampak bencana hidrologi  di tingkat komunitas petani-perdesaan diperlukan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (people centered development), dengan Pemberdayaan melalui Penganekaragaman Konsumsi Pangan muntuk pencegahan Kerawanan Pangan dan Peningkatan Kapasitas (Capacity building) Masyarakat Tani. Dua Langkah pokok untuk nebgantisipasi dan mengatasi kerawanan pangan yaitu: pertama Pelatihan bertujuan untuk memampukan (ketrampilan) mengantisipasi dan mengatasi kerawanan pangan melalui budidaya pangan pokok beras dengan konsep keragaman pangan pokok dan Kedua Pendampingan bertujauan untuk membimbing dan nengarahkan penerapan antisipasi dan pencegahan kerawanan pangan. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi para pihak (Stakeholders).