Detail Artikel Mahasiswa

  • home
  • Detail Artikel Mahasiswa

Himasiera Breaking News - Maret 2024

Darurat Dunia Pendidikan Indonesia, Bullying di Lingkungan Sekolah Sudah Lumrah?

Beberapa waktu belakangan, kerap sekali mencuat berita kasus perundungan atau bullying yang terus menerus bertambah. Naasnya, hal ini marak terjadi di lingkungan pendidikan, Mulai dari pendidikan tingkat dasar hingga menengah atas. Masifnya bullying di dunia pendidikan di indonesia menjadi penanda darurat dan seakan-akan lumrah terjadi.

 

Perundungan atau lebih dikenal dengan sebutan bullying merupakan suatu tindakan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang kepada seseorang atau kelompok lain. Tindakan yang dilakukan bisa berupa aksi fisik atau pun non-fisik. Tentunya tindakan-tindakan tersebut akan memberikan efek yang sangat besar bagi korban yang mengalami, baik secara fisik atau mental seperti trauma yang berkepanjangan.

 

Sayangnya kasus tersebut banyak terjadi di tanah air, khususnya pada dunia pendidikan. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat orang tua mempercayakan anaknya untuk dididik dan merasa nyaman, namun fakta dilapangan tidak seterusnya seperti itu. Tak jarang anak sekolah menjadi korban penganiayaan. 

 

Kasus bullying di lingkungan sekolah Indonesia sudah kerap sekali terjadi. Hal tersebut dibuktikan juga melalui data yang diungkapkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang menyatakan bahwa dari periode Januari sampai Juni 2023, sebanyak 25% kasus total terjadi bullying berada di tingkat Sekolah Dasar. Lebih lanjut lagi disusul oleh jenjang SMP di angka 25% juga, kemudian SMA dan SMK berada di angka 18,75%, dan Mts serta pondok pesantren masing-masing sebanyak 6,25%.

 

(Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/08/07/kasus-perundungan-sekolah-paling-banyak-terjadi-di-sd-dan-smp-hingga-agustus-2023)

 

Angka-angka yang tersaji bukan suatu angka yang kecil. Aksi-aksi bullying tersebut dapat mengindikasikan bahwa Indonesia saat ini sedang krisis moral. Bahkan masifnya aksi bullying yang terjadi membuat Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan kasus bullying terbanyak. Menurut data dari hasil riset yang dilakukan oleh Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018, Indonesia menempati posisi ke-lima kasus bullying di dunia pendidikan terbanyak diangka 41,1% dibawah Republik Dominika dan Maroko. 

 

(Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/12/12/pisa-murid-korban-bully-di-indonesia-tertinggi-kelima-di-dunia)

 

Salah satu contoh kasus yang beberapa waktu terakhir ramai diperbincangkan adalah kasus bullying yang terjadi di pondok pesantren yang terletak di Kediri, Jawa Timur. Korban bullying tersebut menimpa seorang santri yang masih berumur 14 tahun. Naasnya, akibat aksi tersebut korban tidak berdaya sampai ketakutan dan pada akhirnya meninggal dunia.

 

Kejadian ini pada awalnya tidak diketahui oleh pihak keluarga karena kondisi korban saat diantarkan ke rumah sudah dalam kondisi dikafani. Namun ada suatu hal yang menjanggal, akhirnya keluarga korban mendesak untuk membuka kain kafannya terlebih dahulu. Benar saja, ditemukan banyak sekali luka disekujur badan korban seperti luka lebam, luka bekas sundutan rokok, luka jeratan di leher, dan hidung patah. Korban meninggal pada 23 Februari lalu, namun motif dan pelaku masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Kapolres Kediri Kota. 

 

(Sumber:https://www.liputan6.com/news/read/5538561/7-fakta-terkait-santri-di-kediri-meninggal-dunia-diduga-jadi-korban-penganiayaan?page=2)

 

Contoh kasus lainnya menimpa seorang siswi kelas 2 di salah satu sekolah dasar di Gresik, Jawa Timur. Peristiwa tersebut terjadi pada September 2023 lalu. Menurut keterangan ayah korban, putrinya mendapat perlakuan tidak manusiawi dengan cara ditusuk mata sebelah kanan dengan menggunakan tusuk sate oleh kakak kelasnya. Peristiwa tersebut terjadi karena korban menolak memberikan uang saat dipalak. Akibat dari tusukan tersebut, korban mengalami buta permanen pada mata bagian kanannya dan tidak masuk sekolah selama 41 hari karena trauma mendalam. 

 

(Sumber:https://www.metrotvnews.com/read/NrWCZ7oM-mata-siswi-kelas-2-sd-di-gresik-buta-usai-dicolok-tusuk-sate-oleh-kakak-kelasnya

 

Jadi dari data-data dan beberapa contoh kasus yang ada, apakah bullying yang terjadi di lingkungan sekolah merupakan hal lumrah? Saat ini, bullying seharusnya menjadi suatu hal yang mendapatkan pengawasan khusus. Menelik apa yang sudah terjadi, pendidikan karakter sangat krusial untuk ditanamkan oleh seluruh pelajar di Indonesia. Pengawasan pemerintah, sekolah, hingga teman sebaya sangat diperlukan dalam mencegah aksi bullying.

 

Penulis: Zaffar Nur Hakim