Detail Pengumuman

  • home
  • Detail Pengumuman

Mahasiswa IPB University Pelajari Tradisi Nadran Gunungjati yang Sering Menimbulkan Konflik di Cirebon

Tradisi Nadran Gunungjati di Desa Sirnabaya dan Desa Purwawinangun, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat yang dikaitkan dengan konflik masyarakat. Salah satu rangkaian Nadran Gunungjati adalah ogoh-ogohan dimana setiap desa membuat karya kreatif berupa boneka raksasa dan karya lainnya. Karya tersebut kemudian diarak di jalan raya dan disaksikan warga. Ogoh-ogohan sering menimbulkan kegaduhan di antara para peserta.

Mahasiswa IPB yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial Humaniora (PKM RSH), yang diketuai oleh Alfi serta anggotanya yakni Hanifaty Fadhilah, dan Hofifah Indah Faramita, dibimbing oleh dosen Hana Indriana, SP, M.Si. Tim PKM tersebut mencoba untuk mempelajari tradisi Nadran. Menurut Alfi, tradisi nadran adalah bentuk rasa syukur masyarakat terhadap hasil laut dan bumi (pertanian) dengan cara berdoa bersama di makam keramat dan berdoa di tengah laut.

Alfi dan timnya memilih penelitian ini karena penasaran dengan dampak dari adanya tradisi Nadran Gunungjati. Selain memiliki nilai-nilai luhur seperti agama, kemasyarakatan, budaya, dan ekonomi, selama pelaksanaan tradisi ini sering terjadi perkelahian antar warga. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam yang dilakukan secara offline kepada tokoh penting seperti kepala desa, tokoh adat, dan tokoh pemuda, serta penelitian ini menyebarkan kuesioner secara online.

Menurut asisten dosen IPB University Hana Indriana, SP, MSi, PKM-RSH yang bertajuk 'Tradisi Nadran Gunungjati' ini sangat menarik karena berupaya mengkaji sebuah realitas sosial dalam masyarakat yang memiliki tradisi luhur dengan nilai-nilai luhur. Alfi dan timnya menyatakan bahwa mereka mendapatkan pengalaman berharga ketika melakukan penelitian ini serta wawasan terutama ilmu baru dari dosen pendamping serta masyarakat yang memberikan wawasan baru.

Terdapat beberapa temuan penting pada saat penelitian sedang dilakukan yakni, tradisi Nadran Gunungjati tetap menjadi nilai luhur masyarakat Cirebon yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan bersama. Konflik yang muncul berupa tawuran lebih banyak dipicu oleh miskomunikasi, iri hati, kepekaan tinggi, dan mudah emosi akibat perselisihan yang cenderung terjadi antar kelompok pemuda dalam berbagai kesempatan, bahkan saat prosesi Nadran berlangsung. Oleh karena itu, diperlukan peran dari para pemimpin lokal dan pemimpin kelembagaan lokal untuk mendorong pengorganisasian di masyarakat. Pendampingan, sosialisasi, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkala (khususnya bagi kaum muda) diperlukan agar mereka senantiasa menghayati dan memantapkan nilai-nilai luhur tradisi Nadran.

 

Sumber: IPB University Students Study the Tradition of Nadran Gunungjati which Often Causes Conflict in Cirebon | IPB University